BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), mengajak seluruh masyarakat Jabar untuk bersatu padu membangun provinsi dengan semangat 'lembur diurus kota ditata'. Ajakan ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Jabar yang diselenggarakan di Gedung Merdeka, Kota Bandung, dalam rangka memperingati Hari Jadi Jabar ke-80 pada Selasa (19/8/2025).
Dalam sambutannya, KDM menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarwarga. Ia mengutip peribahasa Sunda yang sarat makna, "paheuyeuk-heuyeuk leungeun paantay-antay tangan sareundeuk saigel sabobot sapihanean ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salebak." KDM berharap, pembangunan di Jabar akan terus berlanjut tanpa henti.
Pembangunan untuk Masa Depan
KDM juga mengingatkan bahwa tujuan pembangunan Jabar adalah bentuk pengabdian untuk kemakmuran masyarakat. Menurutnya, kerja keras ini bertujuan untuk memberantas kebodohan, meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, dan membantu anak yatim. Ia menegaskan, kerangka kerja ini bukan untuk kepentingan jangka pendek, melainkan untuk warisan bagi generasi mendatang.
"Kita membangun bukan untuk 5 tahun atau 10 tahun, dan bukan untuk kita tapi kita membangun untuk anak cucu kita," ujar KDM. Ia juga percaya bahwa keberhasilan dalam enam bulan kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Erwan adalah hasil kerja sama seluruh rakyat Jabar.
Kirab Budaya Meriahkan Perayaan
Rapat Paripurna Hari Jadi Jabar ke-80 dihadiri oleh berbagai tamu undangan, termasuk anggota DPR-DPD RI, mantan gubernur, bupati/wali kota, Forkopimda, hingga kepala desa. Mereka semua mengenakan pakaian adat Sunda. Pembacaan sejarah Jabar disampaikan oleh Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka.
Peringatan ini dilanjutkan dengan Kirab Budaya yang diikuti oleh 3.000 peserta dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Kirab ini menampilkan kekayaan budaya Jabar, mulai dari kostum kerajaan, cerita rakyat, seni tradisional, hingga makanan khas. Kirab yang perdana kali diadakan ini bergerak dari Gedung Merdeka dan berakhir di Gedung Sate. Acara ini secara lengkap menampilkan keberagaman budaya dan sejarah kerajaan yang pernah ada di Tanah Sunda, dengan para kepala daerah turut berpartisipasi