Seleb Digital - Sleman . Kasus penangkapan lima pemain judi online (judol) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendadak menyita perhatian publik. Bukan tanpa alasan, para pemain tersebut justru disebut merugikan bandar dengan memanfaatkan celah sistem dalam platform judol.
Alih-alih menangkap sang bandar, kepolisian malah menindak para pemain — hal inilah yang memicu perdebatan di tengah masyarakat.
Menanggapi polemik tersebut, Kasubdit V/Siber Ditreskrimsus Polda DIY, AKBP Slamet Riyanto, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa proses penindakan tidak serta-merta dilakukan tanpa dasar yang kuat.
“Informasi awal berasal dari warga yang melihat dan mendengar aktivitas mencurigakan dari para pelaku. Kami tindak lanjuti informasi tersebut secara profesional bekerja sama dengan intelijen,” jelas AKBP Slamet dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, laporan masyarakat menjadi pintu masuk utama penyelidikan yang kemudian dikembangkan hingga berhasil mengamankan lima pelaku.
Di tengah maraknya praktik judol di berbagai daerah, langkah Polda DIY ini menuai pro dan kontra. Publik bertanya-tanya, mengapa para pemain yang ‘mengecoh sistem’ justru ditangkap? Bagaimana dengan para bandar yang selama ini menjadi sumber utama perjudian daring?
Meski begitu, Polda DIY menegaskan, penyidikan akan terus dikembangkan. Proses hukum akan berjalan berdasarkan fakta dan bukti yang ada, termasuk kemungkinan mengungkap jaringan yang lebih besar di balik sistem judol ini.
Kasus ini sekaligus menjadi peringatan bahwa aktivitas ilegal, meski terlihat ‘menguntungkan’ bagi pemain, tetap berpotensi melanggar hukum
kita Dukung Pihak Kepolisian Ges
Follow :
Youtube Seleb Digital
Tiktok : Seleb Digital
Instagram : Seleb Digital
snack Video : Seleb Digital
Facebook : Seleb Digital
